Manakib Sayyidatuna Fathimah Al Batuul 42

Tag

, , , , ,

image

Maka para sahabat menjawab, “Ya Rasulullah kami akan mengembalikan kalungnya dan kita akan membebaskan tebusan atas tawanan kita ini.”

Coba kita lihat, beliau adalah Rasulullah. Beliau adalah pemimpin mereka, beliau adalah ketua mereka. Tetapi Rasulullah Saw meminta izin kepada mereka karena agungnya akhlaq yang beliau miliki kepada Allah Swt.

Rasulullah Saw pun kembali menuju rumah menemui Sayyidatuna Fatimah dan Ummu Kulstum. Tidak dapat dipungkiri di wajah Rasulullah Saw tersimpan sesuatu yang dipendam atas apa-apa yang telah disaksikan, menyimpan suatu tanda tanya, maka mereka bertanya atas apa yang telah terjadi.

Beliau pun menceritakan bahwa beliau telah melihat sebuah kalung milik Sayyidatuna Khadijah, yang dikirim oleh Sayyidatuna Zainab untuk menebus suaminya.
Maka mereka bertiga duduk dalam suatu perbincangan yang mengenang masa lalu di Makkah yang penuh keindahan dan perjuangan bersama istri tercinta, kenangan di waktu menggendong Sayyidatuna Fatimah, dan ketika merawatnya dan ketika Sayyidatuna Khadijah mengantarkan makanan ketika beliau berada di goa.

(bersambung)

Sumber:
http://anaknyaabi.wordpress.com
• fb: Habib Abdul Qodir Ba’abud

Manakib Sayyidatuna Fathimah Al Batuul 41

Tag

, , , , ,

image

Ketika Rasulullah Saw sedang duduk bersama sahabatnya, datanglah Amar bin Robi’ mendekatinya dan memberikan bungkusan tersebut. Maka Rasulullah Saw membukanya dan ternyata di dalamnya terdapat sebuah kenangan, sebuah memori masa lalu, yaitu sebuah kalung emas milik Sayyidatuna Khadijah binti Khuwailid yang diberikan kepada Zainab di malam pengantinnya.

Ketika Rasulullah Saw melihat kalung tersebut, air mata beliau yang mulia mengalir menjadi saksi rasa rindu yang ada dalam hati, dan Rasulullah Saw pun terdiam. Sehingga membuat semua para sahabat terdiam dan menundukkan kepala karena merasa pilu.

Sesungguhnya Rasulullah Saw teringat Khadijah. Ini adalah kenang-kenangan yang indah, sebuah pengingat terhadap kekasih tercinta, yang mana kecintaan kepada Khadijah telah memenuhi hati Rasulullah Saw.

Rasulullah Saw membuka mata beliau yang penuh linangan air mata seraya berkata kepada para sahabat, “Jika kalian ingin mengembalikan kalung tebusannya dan membebaskan suaminya maka laksanakanlah.”

(bersambung)

Sumber:
http://anaknyaabi.wordpress.com
• fb: Habib Abdul Qodir Ba’abud

Manakib Sayyidatuna Fathimah Al Batuul 40

Tag

, , , , ,

image

Rasa tenang meliputi hati Zahro’ ketika melihat orang-orang Anshar yang berada di Madinah lebih mementingkan kepentingan Rasulullah Saw atas diri, keluarga, anak-anak, dan semua yang mereka miliki. Sementara itu Sayyidatuna Zainab masih berada di Mekkah, maka terjadilah apa yang harus terjadi, berada sendirian dalam Islam sedangkan suaminya berada dalam kekufuran sebelum Allah pisahkan pernikahan muslim dengan kafir. Sayyidatuna Fatimah dan Ummu Kultsum tidak mengetahui keadaan saudarinya itu.

Hari-hari pun berlalu sampai datang peristiwa perang Badar yang mana di dalamnya terdapat sebuah pertolongan/kemenangan dari Allah atas Rasul-Nya dan kaum muslimin.

Mereka mendapat banyak tawanan orang kafir, ternyata salah satu dari tawanan tersebut adalah Abul Ash bin Robi’ suami Zainab, dan Rasulullah Saw tetap menegakkan perintah Allah. Sebagian besar penduduk Makkah mengirim sejumlah harta untuk menebus keluarga yang menjadi tawanan, Zainab pun mengirimkan tebusan melalui Amr bin Robi’, saudara suaminya, sebuah bungkusan kotak kecil dan berkata, “Berikan ini kepada ayahku, dan katakan Zainab ingin menebus suaminya.”

(bersambung)

Sumber:
http://anaknyaabi.wordpress.com
• fb: Habib Abdul Qodir Ba’abud

Manakib Sayyidatuna Fathimah Al Batuul 39

Tag

, , , , ,

image

Ternyata dialah Sang Kesatria yang sejati yang mampu mengobati luka yang ada dalam hati setiap mukmin yaitu Sayyidina Ali bin Abi Thalib.
Ketika beliau menemukan Huwairits bin Nugaid yang mana ketika melihat Sayyidina Ali menghunuskan pedangnya, Huwairits meminta maaf dan perdamaian. Akan tetapi Sayyiduna Ali dengan tegas akan membunuhnya sebagai balasan dan juga karena perintah dari Rasulillah Saw.

Sampailah Sayyidatuna Fatimah dan Sayyidatuna Ummi Kultsum di Madinah dan Rasulullah Saw senang dengan kedatangan dua putrinya tersebut. Begitu juga Sayyidatuna Fatimah merasa tenang hatinya ketika melihat ayahnya dalam keadaan aman setelah mendapat gangguan dan kesusahan yang dihadapi di Makkah. Bergembiralah hati Az-Zahro’ ternyata ayahnya telah menemukan suatu kaum yang mencintai dan dicintainya, suatu kaum yang menolong dan siap berkorban atasnya.

Dan semakin tenanglah hati dan fikiran Az-Zahro’ karena Sayyidatuna Fatimah di setiap harinya tidak dapat tidur malam, hatinya gelisah dan berkeringat dingin karena takut terjadi sesuatu atas ayahnya Saw.

(bersambung)

Sumber:
http://anaknyaabi.wordpress.com
• fb: Habib Abdul Qodir Ba’abud